Rabu, 02 Oktober 2013

pembenihan udang windu


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
             Wilayah kedaulatan Indonesia membentang luas didaerah khatulistiwa dari 94 sampai 141 Bujur timur dan 6 lintang utara sampai 11 lintang selatan.Indonesia merupakan Negara kepuluan yang terdiri dari 17.508 pulau besar dan pulau kecil serta memiliki garis pantai 81.000 km yang merupakan garis pantai terpanjang kedua didunia.Dengan luas tesebut beserta potensi lestari yang terkandung didalamnya,Indonesia mempunyai potensi besar untuk mengembangkan  usaha perikanan(Anonim,2009).
                 Perikanan merupakan salah usaha manusia untuk memanfaatkan sumber daya hayati perairan(aquatic resources)yang meliputi benda-benda hidup baik itu berupa jenis ikan,udang-udang,kerang-kerangngan,mutiara,rumput laut,dan organisme air lainnya yang berada di perairan umum maupun di perairan laut.Salah satu usaha manusia untuk memanfaatkan potensi sumber daya hayati perairan tersebut melalui usaha perikanan(Anonim,2009).
                Ditetepkannya udang sebagai salah satu komoditas perikanan yang harus ditingkatkan produksinya cukup beralasan.karena udang merupakan primadona ekspor hasil perikanan Indonesia yang usaha budidayanya telah terbukti memiliki backward dan forward lingkage yang cukup luas bagi aktivitas ekonomi masyarakat.Menurunnya aktivitas usaha budidaya udang dibeberapa sentra produksi beberapa tahun terakhir ini,telah membawa dampak yang cukup signifikan bagi menurunnya pertumbuhan ekonomi masyarakat dibeberapa kawasan budidaya tersebut.
               Beberapa upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan produksi udang antara lain melalui ekstensifikasi usaha budidaya udang pada lahan baru yang potensial,revitalisasi budidaya udang pada lahan tambak yang terbengkalai(idle),dan melakukan pemeliharaan udang jenis unggul,yaitu jenis udang yang mempunyai peluang keberhasilan tinggi dengan masa pemeliharaan yang relatif pendek.Sedangkan  untuk meningkatkan pemasaran udang,maka peningkatan produksi harus diikuti dengan upaya peningkatan daya saing produk melalui peningkatan mutu,pengembangan produk bernilai tambah dan menekan biaya produksi(efisiensi).
              Dan salah satu jenis udang yang diupayakan tersebut adalah udang windu(Penaeus Monodon Fabr) yang sudah banyak dibudidayakan di indonesia dan menjadi salah satu produk unggulan perikanan Indonesia dipasar internasional.            
                                                                                                                                                1
             Akan tetapi,dalam beberapa tahun ini produk udang Indonesia yang diekspor ke luar negeri mengalami penurunan akibat penolakan dari Negara-negara pengimpor yang disebabkan karena produk udang Indonesia tidak memenuhi standar yang sesuai dengan ketentuan dari Negara pengimpor.
             Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut,dipandang perlunya suatu upaya peningkatan mutu produk udang Indonesia utamanya udang windu(Penaeus Monodon Fabr).Dan salah satu cara untuk mengatasinya yaitu dengan cara melakukan suatu kegiatan pembenihan udang windu(Penaeus Monodon Fabr) yang tetap memperhatikan aspek kelayakan pengembangannya sehingga dapat dihasilkan suatu produk udang windu(Penaeus Monodon Fabr) yang memenuhi standar produk internasional,dan dapat meningkatkan devisa Negara,serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembudidaya udang windu(Penaeus Monodon Fabr).Oleh karena itulah,perlu dilakukan praktek kerja lapang tentang teknik pembenihan udang windu(Penaeus Monodon Fabr) untuk mengetahui bagaimanakah teknik pembenihan udang windu(Penaeus Monodon Fabr) tersebut dilakukan.
B.Tujuan dan Manfaat
      1.Tujuan
    Adapun tujuan yang dicapai dengan melakukan Praktek Kerja Lapang(PKL) antara lain:     
a.    Untuk mengetahui teknik-teknik dalam melakukan pembenihan udang windu(Penaeus Monodon Fabr).
b.    Untuk mengetahui fasilitas yang digunakan pada pembenihan udang windu(Penaeus Monodon Fabr).
c.    Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh secara teori agar sesuai dengan harapan yang diiginkan yaitu berupa hasil yang memuaskan.
d.    Untuk mendapatkan pengetahuan serta keterampilan secara langsung.
        2. Manfaat
        Manfaat yang diperoleh setelah melakukan Praktek Kerja Lapang(PKL)sebagai berikut:
a.    Dapat mengetahui teknik pembenihan udang windu(Penaeus Monodon Fabr).
b.    Dapat menerakan ilmu yang diperoleh secara teori dilapangan secara

 langsung.
                                                                                                         2








BAB II
METODE PRAKTEK

 A.Waktu dan Tempat
               Praktek Kerja Lapang(PKL) ini dilaksanakan pada hari jumat,tanggal 11 Mei 2012,Pada Pukul 06.50 WIB.yang bertempat di Hatchery SUPM Negeri Bone,Desa Palette,Kab.Bone.

 B.Metode Pengambilan Data
               Praktek Kerja Lapang(PKL) ini dilaksanakan dengan cara melakukan kunjungan ke Hatchery SUPM Negeri Bone,Desa Palette,Kab. Bone.Data yang didapatkan diperoleh dengan melakukan Teknik Pembenihan Udang Windu(Penaeus Monodon Fabr) secara langsung di Hatchery SUPM Negeri Bone.








                                                                                                    
                                                                                                                                                3



BAB III
PEMBAHASAN

                Dari hasil praktek kerja lapang(PKL) yang telah dilaksanakan maka diperoleh data perlengkapan dalam pembenihan udang windu(Penaeus Monodon Fabr) sebagai berikut:
A.Persiapan Media
    1.Persiapan Bak
                  Sebelum di isi air laut,bak terlebih dahulu dicuci dengan menggunakan deterjen,kemudian dibilas hingga bersih.Lebih baik jika dicuci lagi dengan menggunakan plapak pisang atau batang pisang dengan cara digosok atau diusapkan-usapkan sampai menghasilkan air dan didiamkan sampai kering supaya cairannya dapat mengikat.Tujuannya untuk menghilangkan zat-zat beracun yang ada pada bak yang sudah dicat.Setelah itu,bak dicuci lagi dengan menggunakan daun pisang yang kering tujuannya hampir sama dengan plapak pisang tersebut.Kemudian dibilas dengan air tawar sampai bersih,selanjutnya dikeringkan.
                         Dalam persiapan bak ada beberapa persiapan yang harus disiapkan antara lain sebagai berikut:
*      Persiapan Perlengkapan Bak 
                      Perlengkapan bak meliputi:spuyer,selang aerasi,batu aerasi,dan pemberat.peralatan tersebut direndam dalam larutan formalin dengan dosis 200 ppm.berfungsi sebagai desinfekta untuk mensucihamakan penyakit.setelah direndam dalam larutan formalin,peralatan tersebut dicuci dengan air  tawar sampai bersih. Setelah itu dikeringkan di atas bak masing-masing selama 24 jam.berfungsi memberi kesempatan kaporit bekerja untuk membunuh kuman.setelah kering selang-selang aerasi dipasang 1,5 buah tiap  m.  

                                                                                                                                                4 


*      Persiapan Terpal
           Sebelum terpal dipasang,terpal dicuci dibilashinggah bersih,kemudian dikeringkan.setelah kering terpal dipasang menutup permukaan bak,sehingga suasana dalam bak gelap gulita.Hal ini bertujuan:
v  Untuk menghindari hujan dan sinar matahari secara langsung.
v  Memberikan suasana rangsangan yang lebih tinggi.
v  Menjaga kontaminasi dari luar.
v  Menghindari fluaktuasi.
v  Menjaga agar suhu selalu stabil.
v  Memiliki sifat fototaksispositif.
v  Mempunyai sifat nocturnal(aktif mencari makan pada malam hari).

    2.Persiapan Air
Untuk kegiatan pembenihan air yang digunakan harus air yang sudah disaring dan di treatment.Untuk itu perlu dilakukan pengadaan air bersih,yang tahap-tahapnya sebagai berikut:
*      Menyalakan pompa
                         Pompa air dinyalakan dengan cara menaikkan saklar on,setelah itu tekan tombol warna hijau,kemudian buka kerang yang ada pada pipa sambungan.
*      Bak pengendapan
                         Bak pengendapan tujuannya untuk mengendapkan lumpur atau kotoran pada air,dilakukan selama 1-3 hari.Cara ini ditujukan untuk mengendapkan padatan halus(terutama partikel lempung)yang tidak terendapkan.
*      Filterisasi
                         Setelah diendapkan selama 1-3 hari dibak pengendapan air dialirkan ke bak filter dengan cara membuka kerang pengeluaran.Pada bak filter terdapat kerakal,arang,pasir putih,dan kerikil yang susunannya sebagai berikut:


                                                                                                                                                5
             BAK I
Kerakal,arang,kerakal

          BAK II
Kerikil,arang,pasir putih,kerikil


         BAK III
Kerikil,pasir putih,arang,kerikil
      BAK IV

*      Bak treatment
                       Treatment merupakan perlakuan pada air,tujuannya untuk mensterilkan air.Sebelum air dimasukkan kedalam bak pipa perlu diberi saringan kantong(filter bak).Untuk mendapatkan air steril,air diberikan perlakuan EDTA(Etiline Dimetrilion Tetra Acid) fungsinya untuk mengikat logam-logam berat,contohnya:besi.Dengan dosis 10 ppm,prosesnya selama 24 jam.Sesudah 24 jam air ini dialirkan menuju ke bak pemeliharaan tetapi melalui sinar uv.
             Setelah melakukan pengadaan air bersih bak pemeliharaan diisi air melalui sinar uv dengan cara air dipompa melalui hausin filter kemudian melalui lampu uv,menggunakan 3 unit lampu fungsinya untuk mensucihamakan penyakit.Saat dimasukkan kedalam bak pada ujung selang dipasang saringan kapas(couton filter),air siap digunakan untuk penebaran.



                                                                                                                                                6
    3.Perlakuan Suhu Air
    Air yang akan dipakai dalam pembenihan sudah dimasukkan kedalam bak-bak larva Satu hari sebelum air tersebut dipakai,kemudian ditutup dengan menggunakan terpal untuk menghindari sinar matahari secara langsung.

B.Penebaran Naupli
    1.Aklimatisasi naupli
             Sebelum naupli ditebar di bak pemeliharaan terlebih dahulu diadaptasikan di bak pemeliharaan kurang lebih 15-20 menit.Setelah itu bak pemeliharaan diberi AL-basim dengan dosis 5-6 gram,dilarutkan di baskon dengan menggunakan air tawar yang bersih,selanjutnya dilarutkan di bak pemeliharaan.Selanjutnya naupli di aklimatisasi tujuannya adalah agar naupli dapat menyesuaikan dirinya dengan suasana baru dalam bak pemeliharaan langkah kerjanya adalah sebagai berikut:
Ø  Kantong naupli diturunkan dari kendaraan pengangkut.
Ø  Secara bertahap air dari bak pemeliharaan dimasukkan ke dalam steryfoam,proses ini dilakukan secara bertahap sehingga tidak menimbulkan stres pada naupli.
Ø  Setelah tahap diatas tersebut selesai,air yang ada pada steryfoam diaerasi.
Ø  Kemasan dibuka,kemudian naupli ditebar disteryfoam.
Ø  Selanjutnya naupli sudah siap dimasukkan ke dalam bak pemeliharaan.
                                                      Gambar 1.Aklimatisasi Naupli 
                                                                                                                                                7
 2.Penebaran
             Setelah proses aklimatisasi tersebut selesai,naupli ditebar di bak pemeliharaan dengan cara naupli yang disimpan diember ditebar ke bak pemeliharaan dengan menggunakan gayung kemudian di apung-apungkan di bak sambil diisi air sedikit demi sedikit hingga naupli beradaptasi dengan air kolam setelah itu ditumpahkan.Jumlah naupli yang ditebar dalam bak 450-500 ekor/m.
C.Perawatan Dan Pemberian Pakan
    1.Pemberian Pakan
a.    Pakan alami
                    Pakan yang diberikan dapat berupa plankton artemia dan skeletonema yang merupakan pakan alami.Untuk makanan larva udang stadia naupli sampai mysis yang merupakan hasil pemupukan adalah spesies chaetoceros skeletonema didalam kolam volume 1000-2000 liter,sebelum pemberian pakan alami terlebih dahulu dilakukan kultur plankton skeletonema dengan cara sediakan bak yang di tempatkan secara out door yang sudah diisi air sebanyak 1 ton dengan salinitas 25 ppt setelah itu di aerasi,sebelum plankton ditebar terlebih dahulu diberi silikat dengan dosis 10-15 gram dan pupuk NPK dengan dosis 10 gram setelah itu dilarutkan ke dalam gayung kemudian dilarutkan ke dalam bak.Setelah kultur plankton dilanjutkan dengan panen plankton skeletonema dengan cara membuka pipa pengeluaran pada bak setelah itu di beri pipa sambungan pada ujung depan bak kemudian mengeluarkan semua air medium dari bak dan menampung plankton skeletonema dari medium dengan saringan.
                               
                                    (a)                                                       (b)
Gambar 2.pengukuran salinitas(a) dan kultur plankton skeletonema(b)
                                                                                                                                    8
          Untuk stadia mysis dan post larva diberikan pakan alami berupa artemia. Sebelum larva udang diberikan pakan alami berupa artemia terlebih dahulu dilakukan kultur artemia dengan cara kista ditempatkan dalam wadah yang transparan dan ditetaskan dalam air tawar dengan kepadatan tidak lebih dari 30 gram kista,wadah di aerasi selama 30 menit.Setelah di aerasi kista disaring dengan seser atau saringan dan dimasukkan ke dalam bak yang berbentuk kerucut yang berisi air laut dan di aerasi.Setelah itu artemia dapat dipanen dilakukan dengan cara mematikan aerasi kemudian bak ditutup dengan papan selama 30 menit selanjutnya diberi pipa sambungan pada ujung depan bak dengan mengeluarkan semua air medium dari bak dan menampung artemia dari medium dengan saringan.Pakan alami diberikan pada pukul 06.00, 14.00, 22.00.
                                                                  
Gambar 3.Artemia
b.    Pakan buatan
                    Selain pakan alami yang diberikan untuk makanan larva udang dapat juga diberikan pakan buatan berupa FLAKS,BP,JP,BK,dan ULTRA.Pakan buatan diberikan pada pukul 08.00, 12.00, 16.00, 20.00, 24.00.Pemberian pakan buatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
·         Siapkan peralatan pemberian pakan berupa ember dan gayung serta kantong pakan.
·         Cuci ember dan gayung sampai bersih,lalu isi air tawar 3/9 bagian dari ember.
·         Timbang/takar pakan buatan sesuai dengan yang tertulis pada tabel pemberian pakan buatan.
·         Masukkan pakan yang telah ditakar kedalam kantong pakan sesuai dengan stadianya: untuk stadia ZOEA gunakan kantong pakan dengan ukuran 250 mesh,MYSIS 200 mesh,dan PL 150 mesh.
                                                                                                                                   
                                                                                                                                    9
·         Ikat kantong yang telah berisi pakan agar pakan tidak keluar,lalu celupkan kedalam ember sesuai bak masing-masing.                                       
·         Gosok pakan dengan tangan sampai pakan yang berada dalam kantong habis atau tertinggal ampasnya saja,bila telah selesai proses penggosokan buka terpal pada bak lalu tebar pakan yang berada dalam ember sedikit demi sedikit dengan menggunakan gayung kedalam bak pemeliharaan.Penebaran pakan harus merata di seluruh permukaan.
·         Tutup terpal kembali dengan rapat agar tidak ada cahaya masuk kedalam bak pemeliharaan.
·         Cuci ember dan kantong pakan sampai bersih lalu keringkan pada tempatnya.
        
(a)                                                                    (b)
Gambar 4.penggosokan pakan buatan(a) dan jenis pakan buatan(b)
    2.Perawatan
             Jika terdapat gejala serangan penyakit,biasanya terjadi pengikisan ujung ekor,kaki renang,dan bagian depan kepala.Pengikisan ini selalu diikuti infeksi sekunder oleh bakteri dan jamur.Pengobatan dilakukan dengan cara pemberian anti jamur berupa TRIPLAR dan pemberian lucky 666 sebagai bakteri pengurai dengan dosis 5 gram dengan cara lucky 666 yang sudah ditakar dilarutkan dalam ember yang berisi air dan di aerasi selama 30 menit sesudah pemberian pakan lucky 666 ditebar di bak pemeliharaan.Selain TRIPLAR sebagai anti jamur dan lucky 666 sebagai bakteri pengurai dapat juga diberikan GRY sebagai obat dengan dosis 5 gram /bak dengan cara GRY yang sudah ditakar dilarutkan dalam ember dengan ketinggian air ¾ kemudian ditebar di bak pemeliharaan.
                                                                                                                                                10
(a)
            
(b)
Gambar 5.Penakaran lucky 666(a) dan pemberian lucky 666(b)
D.Panen Dan Pemasaran
    1.Panen
             Pemanenan larva udang pada umumnya dilakukan secara aktif dan tidak serentak.Artinya larva udang dipanen sesuai permintaan pasar ketika ada permintaan maka larva udang dipanen dijaring ke petak penampungan.Panen dapat mencapai 200-500 ekor/bak,selanjutnya larva udang ditakar menggunakan sendok takar setelah itu dihitung dengan menggunakan piring plastik untuk gelondongan dan serok kecil untuk kasaran.Hasil hitungan langsung dimasukkan dalam plastik pengemas dan diberi oksigen murni dengan isi 250 ekor per plastik.Gelondongan yang sudah siap di plastik kemudian diangkut.
                                                                                                                   11

     
                                            Gambar 6.Panen larva udang windu
   

    2.Pemasaran
             Larva udang yang dijual untuk dipelihara umumnya berumur antara post larva 12-14.Namun,terkadang dalam pemasaran sering terdapat kendala,untuk mengatasi kendala tersebut dapat dilakukan dengan cara benur ditakar sesuai dengan permintaan pembeli dengan menggunakan sendok takar kemudian dihitung menggunakan piring plastik lalu dikemas kedalam kantong plastik sebelum diikat plastiknya dengan menggunakan karet dilakukan pemeriksaan dengan mengambil salah satu sampel maka setelah ada kesepakatan antara penjual dengan pembeli larva udang siap untuk diangkut,adapun harga benur yang telah disepakati Rp.23/benur atau Rp.25/benur.





                                                                                                                   12


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:
1.    Teknik pembenihan udang windu(Penaeus Monodon Fabr)merupakan jenis udang yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia dan menjadi salah satu produk unggulan perikanan Indonesia dipasar internasional.
2.    Fasilitas-fasilitas yang digunakan dalam pembenihan udang windu(Penaeus Monodon Fabr)sebagai berikut:
·         Bak penampungan air laut
·         Bak larva
·         Bak kultur artemia
·         Bak kultur plankton
·         Bak treatment

B.Saran
      Saran saya agar pada praktek kerja lapang selanjutnya siswa dapat secara langsung memperaktikan teknik pemijahan udang windu(Penaeus Monodon Fabr)sehingga siswa dapat mengetahui secara langsung bagaimana proses dan teknik dari pemijahan udang windu tersebut.
                                                                                     



                                                                                                          13

DAFTAR PUSTAKA
Buku jurnal
















                                                                                                                                                                                                                                                                                                            14


DAFTAR ISI
  KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… v
  DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….. vi
  BAB I.PENDAHULUAN………………………………………………………………….. 1
             A.Latar Belakang…………………………………………………………………. 1
             B.Tujuan Dan Manfaat…………………………………………………………… 2
  BAB II.METODE PRAKTEK…………………………………………………………….. 3
              A.Waktu Dan Tempat…………………………………………………………… 3
              B.Metode Pengambilan Data…………………………………………………... 3
  BAB III.PEMBAHASAN………………………………………………………………….. 4
              A.Persiapan Media……………………………………………………………… 4
              B.Penebaran Naupli…………………………………………………………….. 7
              C.Perawatan Dan Pemberian Pakan…………………………………………. 8
              D.Panen Dan Pemasaran……………………………………………………… 11
  BAB IV.KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………….. 13
               A.Kesimpulan…………………………………………………………………... 13
               B.Saran…………………………………………………………………………. 13
  DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 14




                                                                                                                                                vi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar