Rabu, 02 Oktober 2013

pemeliharaan ikan rainbow


Pemeliharaan Ikan Rainbow

    

PENDAHULUAN

Ikan Rainbow merupakan jenis ikan hias yang banyak diminati masyarakat karena jenis ikan ini juga dapat merupakan komoditi eksport. Ada 2 jenis rainbow yang cukup terkenal yaitu rainbow Irian (Melano Tacnia maccaulochi dan Rainbow Anlanesi ogilby Telmatherina ladigesi ahl Rainbow Irian warna dasarnya keperak-perakan dengan warna gelap metalik sedangkan rainbow Sulawesi warna dasarnya kuning zaitun, dengan warna bagian bawah kuning jenis ikan ini termasuk ikan bertelur dengan menempelkan telur pada tanaman air.

Rainbowfish dominan genus dan spesies yang banyak berasal Melanotaenia nama generik mereka dari melano Yunani kuno (hitam) dan taenia (banded). Diterjemahkan, itu berarti "hitam-banded", dan merupakan referensi ke warna-warna yang sering mencolok hitam lateral yang berjalan di sepanjang tubuh mereka dalam genus Melanotaenia.

MORFOLOGI IKAN RAINBOW

Rainbowfish biasanya kurang dari 12 cm (4,7 in) panjang, dengan beberapa spesies berukuran kurang dari 6 cm (2,4 in), sementara satu spesies, Melanotaenia vanheurni,mencapai panjang hingga 20 cm (7,9 in). Mereka hidup dalam berbagai habitat air tawar, termasuk sungai, danau, dan rawa. Meskipun mereka bertelur sepanjang tahun, mereka berbaring sejumlah sangat besar telur pada awal musim hujan lokal. Telur-telur yanug melekat pada vegetasi air, dan menetas tujuh sampai 18 hari kemudian. Rainbowfish adalah omnivora, makan pada krustasea kecil, larva serangga, dan ganggang.


PEMIJAHAN RAINBOW

A. Persiapan sarana dan prasarana

Wadah pemijahan
Wadah yang digunakan untuk pemijahan rainbow dapat berupa akuarium kaca atau bak semen. Akuarium kaca untuk pemijahan biasanya berukuran 100 cm x 50 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm x 40 cm, sedangkan bak semen biasanya berukuran 1 m x 2 m x 0,5 m. masing-masing wadah memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penggunaan akuarium kaca biasanya menyebabkan perubahan temperature air lebih cepat karena volumenya yang sedikit. Untuk pengunaan bak semen biasanya temperature yang ada cenderung stabil karena volume air yang besar. Namun perawatan pada bak semen lebih sulit dibandingkan dengan akuarium.

2. Filter pemijahan

Habitat ikan rainbow yang menginginkan kondisi perairan yang mengalir mengindikasikan bahwa ikan rainbow menginginkan perairan yang kaya akan oksigen. Untuk itu diperlukan pompa air untuk membuat kondisi tempat pemijahan mengalir. Selain pompa tersebut harus dilengkapi dengan filter air yang berperan untuk menyaring sisa pakan dan feses pada perairan sehingga kualitas air yang ada tetap terjaga.

3. Substrat

Substrat digunakan untuk menempelkan telur yang dikeluarkan induk rainbow. Seperti habitat aslinya dimana rainbow biasa menempelkan telur pada tanaman air maupun bebatuan. Substrat yang dapat digunakan untuk tempat menempelkan telur dapat berupa tanaman air, seperti enceng gondok, ijuk halus atau tali raffia yang dibuat serabut. Sebelum digunakan substrat tersebut harus dicuci terlebih dahulu agar terhindar dari penyakit, parasit atau bahan kimia. Dari ketiga substrat tersebut substrat yang paling baik adalah dari tali raffia. Tali raffia yang di potong-potong sepanjang 30 cm, kemudian diikat pada salah satu ujung kemudian disikat dengan sikat kawat sehingga berbentuk serabut memiliki kelebihan tidak busuk dan memiliki daya lekat yang baik untuk telur. Disamping itu tali raffia mudah diperoleh dan dapat digunakan berkali-kali.

B. Persiapan Induk

Ikan hias dengan kualitas yang tinggi salah satunya ditentukan oleh kualitas dari induk dan perawatan. Induk ikan rainbow dipilih lebih besar di antara kelompoknya. Induk dipilih yang telah matang gonad. Biasanya induk yang matang gonad sudah berumur sekitar 6-7 bulan atau panjang tubuhnya sudah mencapai 5 cm. Selain ukuran dan umur ikan, induk yang sudah matang gonad pun dapat dilihat dari perilakunya yang cenderung tidak ingin disaingi. Induk betina dipilih biasanya yang perutnya membulat karena menandakan sudah siap memijah. Pada induk jantan, warna tubuhnya cenderung menjadi lebih menarik karena merupakan sifatnya agar induk betina tertarik. Ciri-ciri induk jantan dan betina sebagai berikut :

1. Indukan jantan

Memiliki gonadopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang berubah menjadi sirip yang panjang
Tubuhnya ramping
Warnanya lebih cerah
Sirip punggung lebih panjang
Kepalanya besar
2. Indukan betina

Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus
Tubuhnya gemuk
Warnanya kurang cerah
Sirip punggung biasa
Kepalanya agak runcing
Induk ditempatkan dalam wadah yang sudah disiapkan. Perbandingan antara induk jantan dan induk betina 1:1 atau 1:2. Kepadatannya dalam satu wadah pemijahan sekitar satu pasang untuk setiap empat liter air. Setelah di masukkan dalam wadah kemudian induk tersebut diadaptasikan selama kurang lebih satu hari. Dalam masa adaptasi tersebut induk dibiarkan tanpa diberi pakan. Setelah proses adaptasi selesai kemudian induk-induk dibersihkan dari penyakit yang mungkin terbawa dari tempat sebelumnya. Walaupun yang dipilih merupakan induk yang sehat namun kemungkinan penyakit atau parasit menempel masih ada.

Upaya pencegahan atau pembersihan dapat dilakukan dengan perendaman induk-induk dalam larutan garam dapur (NaCl), methilene blue (MB), malachhyte green (MG) atau antibiotika. Dosis yang digunakan adalah 1 ppm. Selama masa pemijahan jangan lupa ikan diberikan pakan. Pakan sebaiknya diberikan dalam jumlah yang cukup dan mengandung gizi yang tinggi. Pakan yang diberikan dapat berupa cacing sutra dan larva Chironomous sp. Selain itu induk juga dapat diberikan pakan berupa pellet yang diperkaya karotin dan PUFA (polysaturrated fatty acid) PUFA ini dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan dan kualitas telur serta benih yang akan dihasilkan.

C. Proses Pemijahan

Proses pemijahan berlangsung dengan sangat cepat dan hampir tidak diketahui. Diperkirakan terjadi dalam keadaan gelap pada malam hari atau menjelang pagi. Tanda-tanda induk akan memijah dapat dikenali dari sifatnya yang tampak akrab berduaan. Warna tubuh induk jantan berubah menjadi lebih tajam (kontras). Perkenalan induk jantan dan induk betina terkadang berlangsung lama. Mula-mula induk jantan akan mengejar dan mendekati pasangannya. Kemudian induk betina meiuk-liukan sirip punggung dan ekornya sampai menghadang dan memojokkan betinanya ke substrat.

Pemijahan rainbow yang sulit diperkirakan mengharapkan pengamatan terhadap substrat yang dipasang untuk terus diamati. Telur yang menempel tampak berupa butiran bening berdiameter 1 mm. Jika telah diketahui induk betina telah bertelur, maka induk  dipindah pada wadah yang berbeda meskipun induk jantan tidak memakan telurnya. Hal tersebut dilakukan agar induk tidak mengganggu dalam penetasan telur.

Telur pada substrat akan menetas pada hari ke lima setelah telur dikeluarkan dari induknya. Setelah menetas larva tidak diberikan pakan karena sudah dibekali kuning telur sebagai makanannya. Kuning telur akan habis dalam waktu 4-5 hari.




D. Perawatan Larva

Larva rainbow memasuki masa kritis pada umur 5 hari. Pada umur ini kuning telur pada larva akan habis, sehingga perlu ada pengganti kunig telur tersebut dengan pakan. Pakan yang sebaiknya diberikan pada larva rainbow adalah pakan alami. Pakan alami yang sesuai untuk larva rainbow umur 5 hari adalah infusoria. Infusoria memiliki ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut dari larva rainbow terutama yang mulai belajar makan.

Larva rainbow yang telah habis kuning telurnya perlu belajar dengan memakan pakan yang baru. Untuk melatih belajar makan tersebut maka dilakukan dengan memberikan pakan sedikit demi sedikit. Hal tersebut sebaiknya dilakukan sesering mungkin dengan jumlah yang sedikit demi sedikit, terutama untuk larva yang menetas tidak seragam. Upaya itu dilakukan untuk memastikan seluruh larva yang menetas mendapat pakan. Selain infusoria dapat digunakan pakan buatan suspensi, yaitu pakan buatan yang disaring dengan menggunakan kain halus. Pemberian pakan berupa infusoria dan pakan buatan suspensi ini diberikan pada larva umur 5-6 hari. Pakan alami lebih baik dari pada pakan buatan, karena pakan alami mampu bertahan hidup jika tidak habis dimakan oleh larva.

Pakan alami dapat diberikan setelah larva berumur 7 hari. Pada umur 7 hari larva sudah mulai aktif bergerak dan bukaan mulut dari larva sudah cukup untuk pakan alami berupa artemia. Untuk mengurangi penggunaan artemia, pakan buatan berupa emulsi pakan buatan dapat diberikan untuk mendapinginya. Artemia dan pakan buatan dapat diberikan secara bersealang-seling, selain untuk mengurangi penggunaan artemia juga untuk memenuhi gizi yang diperlukan oleh larva rainbow. Penggunaan artemia dan pakan buatan emulsi dapat diberikan hingga umur larva rainbow 14 hari.

Pada umur 14 hari, larva ikan dapat diberikan pakan alami lain, yeitu cacing sutra atau cacing rambut. Kandungan dari cacing rambut ini sangat tinggi sehingga mendukung pertumbuhan dari larva rainbow. Untuk pengenalan pertama cacing rambut yang diberikan sebaiknya dicacah atau dipotong-potong agar lebih efektif dan mudah dimakan.

Untuk menjaga kualitas air yang ada, perlu dilakukan penyiphonan pada wadah larva. Penyiphonan dilakukan untuk membuang kotoran dari larva dan juga pakan buatan buatan yang ada. Penyiphonan dapat dilakukan setiap 3 hari sekali. Saat penyiphonan system aerasi dimatikan agar kotoran yang ada mengendap didasar perairan. Stelah penyiphonan dilakukan penambahan air agar volume aira yang ada pada wadah sama seperti semula.

Setelah berumur 30 hari larva rainbow menjadi besar, namun warna tubuhnya masih belum tampak. Karena ukurannya yang mulai besar, maka perlu tempat yang lebih luas agar proses pertumbuhan tidak terhambat. Untuk itu sebaiknya dipindah ke tempat pendederan.




PENDEDERAN

Pendederan dilakukan ketika larva rainbow berumur 30 hari. Kepadatan larva disini sangat diperhatikan. Kepadatan yang baik untuk larva rainbow adalah 10 ekor/l air. Pendederan dapat dilakukan di bak semen atau akuarium. Untuk menciptakan lingkungan wadah seperti habitat aslinya, maka sebaiknya wadah pendederan diberikan tanaman air yang berupa enceng gondok atau kiambang. Luas areal yang ditutupi oleh tumbuhan air sekitar setengah dari luasan kolam. Jangan sampai luasan kolam ditutupi tumbuhan air karena jika seluruh permukaan kolam ditutupi oleh tanaman air maka suhu perairan akan menjadi dingin.

MAKANAN DAN PENGELOLAAN KUALITAS AIR

Makanan yang biasa diberikan dalam pemeliharaan ikan ini yaitu kutu air, cacing zambut atau cuk. Supaya ikan dapat tumbuh dengan baik selama pemeliharaan bertelur, air harus klop memenuhi persyaratan dan dilakukan penggantian air + 1 minggu 1 kali.
Selama pendederan pakan alami yang diberikan dapat berupa cacing rambut dan udang rebon. Penggunaan variasi dari kedua pakan tersebut sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dari ikan rainbow. Selain pakan alami tersebut dapat diberikan pakan buatan berupa pellet yang memuliki ukuran sesuai dengan bukaan mulut dari ikan rainbow. Takaran pemberian pakan baigi anakan rainbow diperkirakan 30 % untuk pakan alami dan 20 % untuk pakan buatan. Perbedaan ini dilakukan dengan memperhitungkan perbedaan kandungan air dari kedua jenis pakan tersebut.
Pengelolaan kualitas air harus terus dijaga pada masa pendederan. Penyiphonan dapat dilakukan terus selama 3 hari sekali. Jika dirasa air yang digunakan terlalu buruk dapat dilakukan pergatian air yang dilakukan secara perlahan-lahan. Penggantian air yang dilakukan secara perlahan-lahan dilakukan agar ikan rainbow tidak stress menghadapi pergantian air yang ekstrem.
Setelah 1 bulan masa pendederan, rainbow sudah dapat dijual dengan ukuran rainbow kecil atau S (small). Untuk mencapai ukuran sedang atau M (medium), diperlukan waktu pemeliharaan selama 1 bulan sejak rainbow berukuran S.           Kwalitas air yang diperlukan untuk kehidupan jenis ikan ini yaitu temperatur air 23 – 26 ° C. Ph. air sebaiknya diatas 7. Jenis ikan ini dapat hidup dan berkembang-biak dalam aquarium maupun bak semen. Ikan ini sudah dapat memijah setelah berumur + 7 bulan dalam ukuran 5 – 7 cm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar